Silahkan Berdonasi Dengan Meng-Klik Banner Di Bawah ini :
Satu Klik Anda Sangat Berguna Sekali Demi Kemajuan Blog Ini
Ketika Kemarin Memudar
Aku
mendesah perlahan, ketika nama itu, lagi dan lagi serasa berputar di
kepalaku, memenuhi pikiranku hingga sesak, mengajak aku melayang menuju
hari-hari yang telah terlewati. Sampai kapan ini akan berhenti, dan
membiarkan aku sendiri. Rasa kangen yang selalu menelusup di balik
kulitku dan memelukku erat, sesungguhnya sangat-sangat menyiksa dan
membuatku tidak nyaman.
Ini
tentangnya dan masih tentangnya, seperti biasa. Ia yang selalu
membuatku rapuh dan lemah. Ketika mengingat senyumnya, ketika merasakan
sentuhannya, ketika ia datang dalam mimpi-mimpi malam, maka saat itu
juga, air mataku dapat tumpah, tanpa terbendung sedikitpun.
Satu..dua..tiga..iya
ini tahun ketiga. Tahun ketiga dimana kamu meninggalkan aku dengan
tiba-tiba, tanpa pamit, tanpa pesan, tanpa pernah aku mengerti kamu
dimana dan kenapa. Tapi rasa ini tidak pernah selesai. Selalu saja
mengenang bahkan berharap, masa itu akan kembali, setidaknya, kamu akan
datang, ke tempat dimana kita pernah bersama-sama, dan menghabiskan
waktu.
Dan
tempat ini. Tempat yang aku pijaki sekarang. Kelas kosong, berhias dua
papan tulis yang menggantung diam di sana, dan deretan bangku serta meja
yang menatapku, seolah bertanya, apa yang sedang aku lakukan disini ?
Aku
mendekat. Meja nomor tiga dari depan, di barisan sebelah kiri.
Seandainya kamu ada disini, ingatkah kamu, ini meja kita. Dengan
ujung-ujung jariku, aku merabanya, meski yang kurasakan hanya sentuhan
debu-debu kotor. Tapi tetap saja, ia saksi bisu kita, saksi bisu ketika
semua cerita tertoreh dan kemudian luruh dalam hidupku.
***
Tiga tahun lalu.
Suasana
begitu hening, amat sangat hening. Tangan-tangan saling bertaut satu
sama lain, mencoba menenangkan dan saling mentransfer energi positif
satu sama lain. Tinggal beberapa menit lagi, dan segala perjuangan tiga
tahun ini akan segera mencapai garis akhir. Dan tentu saja semua yang
ada di ruangan ini berharap, akhir yang bahagia.
“Selamat pagi siswa-siswi yang bapak cintai dan banggakan..”
Sapaan
Pak Wisnu, kepala sekolah kami, sama sekali tidak kami hiraukan. Hanya
sedikit yang menjawab, sementara sisanya memilih diam, melantunkan
doa-doa penenang dalam hati. Begitu juga denganku.
“Baiklah, karena bapak sudah melihat wajah-wajah tegang di sini, akan bapak umumkan langsung saja..”
Suara degup jantung kencang nyaris tak beraturan, secara ajaib, terdengar dengan jelas memenuhi sudut-sudut aula.
“Dengan bangga bapak sampaikan, angkatan dua puluh delapan, baik yang di penjurusan ipa ataupun ips, lulus seratus persen !”
“Alhamdullilah !!”
“WOII..GUE LULUS !!”
“Njir, gue anak kuliah sekarang !!”
“AHHH LULUS..KITA LULUS !!!”
Segala
macam teriakan, ungkapan kebahagiaan langsung bergema dimana-mana.
Ekspresi-ekspresi yang tidak mampu di lukiskan hanya dengan kata-kata
biasa. Setelah tiga tahun berjibaku dalam putih abu-abu yang memang
abu-abu, setelah hampir satu tahun belakangan ini kami semua larut dalam
beribu-ribu soal, pelajaran tambahan, try out, hingga bimbingan
belajar. Maka hari ini, dengan bangga aku katakan, aku baru saja menutup
satu lagi bukuku, untuk kutapaki cerita yang baru, tidak lagi hanya
sebagai siswa biasa, tapi telah menjadi maha.
“Fy..lulus Fy, kita lulus Fy..” Shilla berbicara dengan mata yang berkaca-kaca. Bagian dari tangisan haru.
“Iya
Shil, lulus, kita anak kuliahan sekarang !” sambungku bangga, dan
langsung memeluknya. Kami berdua berpelukkan erat, sangat erat. Karena
di balik kebahagiaan ini, kami juga mengerti, perpisahan tampak nyata
menatap langkah di depan kami.
“Ehem..”
Aku
dan Shilla saling melepaskan pelukan satu sama lain, kami kenal betul,
suara siapa yang mengganggu euforia kami berdua. Tepat di hadapan kami,
berdiri Alvin dan Rio, yang juga sedang menyunggingkan senyum
kebahagiaan ciri khas mereka masing-masing. Dan tanpa aba-aba dari
siapapun, aku dan Shilla, langsung kompak memeluk laki-laki di hadapan
kami itu. Aku memeluk Alvin, sementara Shilla memeluk Rio.
Bukan.
Alvin bukan pacarku. Dan jangan tanya kenapa, kenapa saat itu aku
memilih untuk memeluknya. Itu sungguh-sungguh tanpa alasan. Bukan juga
karena ia teman sebangkuku.
Karena bila diingat, sepertinya tubuhku sendirilah yang ingin mendekap tubuhnya. Entah untuk alasan apa.
*
Kesenangan
pengumuman kelulusan itu, tidak berlangsung lama. Aku dan teman-teman
seangkatanku mulai sibuk lagi larut dalam persiapan kami semua untuk
menghadapi snmptn. Gerbang keputusan yang akan menentukan nasib kami
selanjutnya.
Dan
aku begitu semangat mengerjar impianku. Menjadi seorang yang bisa
berguna di masyarakat adalah hal yang menjadi prinsipku. Oleh sebab itu,
aku membulatkan tekadku untuk bisa masuk dalam jurusan psikologi. Aku
harus bisa !
Satu-satunya
penghibur yang terselip dalam sederet kegiatan detik-detik menjelang
snmptn, adalah prom night. Aku akan datang bersama Alvin. Dia mengajakku
kemarin, dan tanpa pikir panjang aku tentu saja langsung mengiyakannya.
Dan kalau ada yang bertanya lagi apa alasanku, aku masih belum
benar-benar mengerti.
Suara deru mesin mobil terdengar dari depan rumahku, buru-buru aku membuka pintu, untuk melihat siapa yang datang.
“Alvin
? naik mobil ?” tanyaku bingung, belum pernah tiga tahun ini aku
berteman dengannya, melihat Alvin menyetir mobil, biasanya ia selalu
setia dengan motor bebek hitamnya.
“Hehe..minjem
bokap, abis masa gue mau jemput cewek cantik naik motor, kasian di
elonya lah..mana lo pakai dress gitu lagi..” ujarnya sambil menunjukku.
“Ohh
hehe..ya udah, ayo masuk, gue ambil tas dulu di kamar..” ajakku sambil
menarik tangannya untuk masuk ke dalam rumahku. Setelah berpamitan
dengan kedua orang tuaku, akhirnya aku dan dia bergegas untuk pergi ke
prom night di sekolahku.
Tanpa
janjian, aku dan Alvin tampak begitu serasi. Aku menggunakan tube dress
berwarna hitam dengan cutting asymetris di bagian bawahnya, dan Alvin
tampak santai di balik kemeja putih dan blazer hitamnya yang ia gulung
hingga ke siku.
“Lo udah jago kan Vin nyetirnya ?” tanyaku polos, tepat ketika Alvin mulai menghidupkan mobil dan menggeser persenelingnya.
Ia
terkekeh, dan menatapku. “Kalau gue enggak bisa nyetir, enggak akan deh
gue bawa anak orang naik mobil malam-malam kaya gini..”
“Ya kan, gue masih mau hidup panjang Vin..hehe..masih mau ikutan snmptn nih gue..”
“Snmptn daftar apa aja ?”
“UI sama UGM..hehe..”
“Hmm..tahu
deh yang pinter, semoga jebol salah satunya yaa..” ujarnya sambil
mengelus rambutku pelan. Dan aku sangat menikmati belaiannya ini.
“Amin !! doain gue ya Vin..”
“Selalulah Fy..”
“Makasih..”
“Seandainya lo masuknya ke UGM, berarti lo bakal pergi dong dari Jakarta ?”
“Ya
iyalah Vin, masa iya gue mau kuliah jarak jauh, mana bisa..” tukasku,
entah polos atau bodoh. Yang jelas, Alvin kembali terkekeh.
“Haha iya-iya..maksud gue, err....berarti lo bakal ninggalin gue, ninggalin Shilla, Rio..”
“Rio kan mau ke ITB, elo juga mau ke UNPAD kan ? kita semua pergi kali dari Jakarta kecuali Shilla..”
“Lo percaya sama long distance nggak Fy ?”
Aku mengerutkan keningku mendengar pertanyaan Alvin. “Kok elo enggak nyambung sih Vin ?”
“Hahaha..iyaya ? lupain aja deh..” kilahnya, kemudian terdiam, dan menatap jalan di depannya. Dan akupun begitu.
Anggaplah saat itu
aku tidak peka, tapi percayalah, aku benar-benar tidak mengerti maksud
pertanyaannya saat itu. Dan di tahun-tahun ke depan, itu seperti sebuah
kerikil kecil yang menyeret penyesalan dalam hidupku.
Tidak
begitu banyak hal penting yang terjadi malam itu, yang aku ingat
hanyalah, sepanjang prom night aku dan Alvin terus berdansa berdua.
Tanpa ikatan, di balik persahabatan kami, tanpa kata-kata, aku dan dia
menikmati semuanya.
Sekeping kenangan yang ternyata tertoreh dalam di kemudian hari.
*** bersambung ke
Karya & Sumber : Jejak-jejak Pena
Dilarang keras menyebarluaskan artikel ini tanpa
mencamtukan sumbernya dan tanpa seizin penulis, bila melanggar akan
dijerat Undang-Undang ITE yang berlaku.
Jika ingin bertukar link, silahkan copy paste link artikel ini dan pasang di blog anda kemudian beri komentar dibawah dengan mencantumkan link dimana anda menaruh link kami atau sms saja ke nomor admin 082313667111.
Dan apabila anda merasa artikel ini bermanfaat untuk anda berdonasilah demi kemajuan blog ini dengan meng-KLIK setiap iklan yang ada di bawah ini.
Satu KLIK anda merupakan wujuad apresiasi anda kepada blogger nusantara
Jika ingin bertukar link, silahkan copy paste link artikel ini dan pasang di blog anda kemudian beri komentar dibawah dengan mencantumkan link dimana anda menaruh link kami atau sms saja ke nomor admin 082313667111.
Dan apabila anda merasa artikel ini bermanfaat untuk anda berdonasilah demi kemajuan blog ini dengan meng-KLIK setiap iklan yang ada di bawah ini.
Satu KLIK anda merupakan wujuad apresiasi anda kepada blogger nusantara
No comments:
Post a Comment