Breaking News
YouGep Reloads All Operator Pulsa

Thursday 10 October 2013

Cerpen : Ketika Kemarin Memudar Part I



Silahkan Berdonasi Dengan Meng-Klik Banner Di Bawah ini :
Satu Klik Anda Sangat Berguna Sekali Demi Kemajuan Blog Ini


 Ketika Kemarin Memudar

Aku mendesah perlahan, ketika nama itu, lagi dan lagi serasa berputar di kepalaku, memenuhi pikiranku hingga sesak, mengajak aku melayang menuju hari-hari yang telah terlewati. Sampai kapan ini akan berhenti, dan membiarkan aku sendiri. Rasa kangen yang selalu menelusup di balik kulitku dan memelukku erat, sesungguhnya sangat-sangat menyiksa dan membuatku tidak nyaman.
Ini tentangnya dan masih tentangnya, seperti biasa. Ia yang selalu membuatku rapuh dan lemah. Ketika mengingat senyumnya, ketika merasakan sentuhannya, ketika ia datang dalam mimpi-mimpi malam, maka saat itu juga, air mataku dapat tumpah, tanpa terbendung sedikitpun.
Satu..dua..tiga..iya ini tahun ketiga. Tahun ketiga dimana kamu meninggalkan aku dengan tiba-tiba, tanpa pamit, tanpa pesan, tanpa pernah aku mengerti kamu dimana dan kenapa. Tapi rasa ini tidak pernah selesai. Selalu saja mengenang bahkan berharap, masa itu akan kembali, setidaknya, kamu akan datang, ke tempat dimana kita pernah bersama-sama, dan menghabiskan waktu.
Dan tempat ini. Tempat yang aku pijaki sekarang. Kelas kosong, berhias dua papan tulis yang menggantung diam di sana, dan deretan bangku serta meja yang menatapku, seolah bertanya, apa yang sedang aku lakukan disini ?
Aku mendekat. Meja nomor tiga dari depan, di barisan sebelah kiri. Seandainya kamu ada disini, ingatkah kamu, ini meja kita. Dengan ujung-ujung jariku, aku merabanya, meski yang kurasakan hanya sentuhan debu-debu kotor. Tapi tetap saja, ia saksi bisu kita, saksi bisu ketika semua cerita tertoreh dan kemudian luruh dalam hidupku.
***
Tiga tahun lalu.
Suasana begitu hening, amat sangat hening. Tangan-tangan saling bertaut satu sama lain, mencoba menenangkan dan saling mentransfer energi positif satu sama lain. Tinggal beberapa menit lagi, dan segala perjuangan tiga tahun ini akan segera mencapai garis akhir. Dan tentu saja semua yang ada di ruangan ini berharap, akhir yang bahagia.
“Selamat pagi siswa-siswi yang bapak cintai dan banggakan..”
Sapaan Pak Wisnu, kepala sekolah kami, sama sekali tidak kami hiraukan. Hanya sedikit yang menjawab, sementara sisanya memilih diam, melantunkan doa-doa penenang dalam hati. Begitu juga denganku.
“Baiklah, karena bapak sudah melihat wajah-wajah tegang di sini, akan bapak umumkan langsung saja..”
Suara degup jantung kencang nyaris tak beraturan, secara ajaib, terdengar dengan jelas memenuhi sudut-sudut aula.
“Dengan bangga bapak sampaikan, angkatan dua puluh delapan, baik yang di penjurusan ipa ataupun ips, lulus seratus persen !”
“Alhamdullilah !!”
“WOII..GUE LULUS !!”
“Njir, gue anak kuliah sekarang !!”
“AHHH LULUS..KITA LULUS !!!”
Segala macam teriakan, ungkapan kebahagiaan langsung bergema dimana-mana. Ekspresi-ekspresi yang tidak mampu di lukiskan hanya dengan kata-kata biasa. Setelah tiga tahun berjibaku dalam putih abu-abu yang memang abu-abu, setelah hampir satu tahun belakangan ini kami semua larut dalam beribu-ribu soal, pelajaran tambahan, try out, hingga bimbingan belajar. Maka hari ini, dengan bangga aku katakan, aku baru saja menutup satu lagi bukuku, untuk kutapaki cerita yang baru, tidak lagi hanya sebagai siswa biasa, tapi telah menjadi maha.
“Fy..lulus Fy, kita lulus Fy..” Shilla berbicara dengan mata yang berkaca-kaca. Bagian dari tangisan haru.
“Iya Shil, lulus, kita anak kuliahan sekarang !” sambungku bangga, dan langsung memeluknya. Kami berdua berpelukkan erat, sangat erat. Karena di balik kebahagiaan ini, kami juga mengerti, perpisahan tampak nyata menatap langkah di depan kami.
“Ehem..”
Aku dan Shilla saling melepaskan pelukan satu sama lain, kami kenal betul, suara siapa yang mengganggu euforia kami berdua. Tepat di hadapan kami, berdiri Alvin dan Rio, yang juga sedang menyunggingkan senyum kebahagiaan ciri khas mereka masing-masing. Dan tanpa aba-aba dari siapapun, aku dan Shilla, langsung kompak memeluk laki-laki di hadapan kami itu. Aku memeluk Alvin, sementara Shilla memeluk Rio.
Bukan. Alvin bukan pacarku. Dan jangan tanya kenapa, kenapa saat itu aku memilih untuk memeluknya. Itu sungguh-sungguh tanpa alasan. Bukan juga karena ia teman sebangkuku.
Karena bila diingat, sepertinya tubuhku sendirilah yang ingin mendekap tubuhnya. Entah untuk alasan apa.
*
Kesenangan pengumuman kelulusan itu, tidak berlangsung lama. Aku dan teman-teman seangkatanku mulai sibuk lagi larut dalam persiapan kami semua untuk menghadapi snmptn. Gerbang keputusan yang akan menentukan nasib kami selanjutnya.
Dan aku begitu semangat mengerjar impianku. Menjadi seorang yang bisa berguna di masyarakat adalah hal yang menjadi prinsipku. Oleh sebab itu, aku membulatkan tekadku untuk bisa masuk dalam jurusan psikologi. Aku harus bisa !
Satu-satunya penghibur yang terselip dalam sederet kegiatan detik-detik menjelang snmptn, adalah prom night. Aku akan datang bersama Alvin. Dia mengajakku kemarin, dan tanpa pikir panjang aku tentu saja langsung mengiyakannya. Dan kalau ada yang bertanya lagi apa alasanku, aku masih belum benar-benar mengerti.
Suara deru mesin mobil terdengar dari depan rumahku, buru-buru aku membuka pintu, untuk melihat siapa yang datang.
“Alvin ? naik mobil ?” tanyaku bingung, belum pernah tiga tahun ini aku berteman dengannya, melihat Alvin menyetir mobil, biasanya ia selalu setia dengan motor bebek hitamnya.
“Hehe..minjem bokap, abis masa gue mau jemput cewek cantik naik motor, kasian di elonya lah..mana lo pakai dress gitu lagi..” ujarnya sambil menunjukku.
“Ohh hehe..ya udah, ayo masuk, gue ambil tas dulu di kamar..” ajakku sambil menarik tangannya untuk masuk ke dalam rumahku. Setelah berpamitan dengan kedua orang tuaku, akhirnya aku dan dia bergegas untuk pergi ke prom night di sekolahku.
Tanpa janjian, aku dan Alvin tampak begitu serasi. Aku menggunakan tube dress berwarna hitam dengan cutting asymetris di bagian bawahnya, dan Alvin tampak santai di balik kemeja putih dan blazer hitamnya yang ia gulung hingga ke siku.
“Lo udah jago kan Vin nyetirnya ?” tanyaku polos, tepat ketika Alvin mulai menghidupkan mobil dan menggeser persenelingnya.
Ia terkekeh, dan menatapku. “Kalau gue enggak bisa nyetir, enggak akan deh gue bawa anak orang naik mobil malam-malam kaya gini..”
“Ya kan, gue masih mau hidup panjang Vin..hehe..masih mau ikutan snmptn nih gue..”
“Snmptn daftar apa aja ?”
“UI sama UGM..hehe..”
“Hmm..tahu deh yang pinter, semoga jebol salah satunya yaa..” ujarnya sambil mengelus rambutku pelan. Dan aku sangat menikmati belaiannya ini.
“Amin !! doain gue ya Vin..”
“Selalulah Fy..”
“Makasih..”
“Seandainya lo masuknya ke UGM, berarti lo bakal pergi dong dari Jakarta ?”
“Ya iyalah Vin, masa iya gue mau kuliah jarak jauh, mana bisa..” tukasku, entah polos atau bodoh. Yang jelas, Alvin kembali terkekeh.
“Haha iya-iya..maksud gue, err....berarti lo bakal ninggalin gue, ninggalin Shilla, Rio..”
“Rio kan mau ke ITB, elo juga mau ke UNPAD kan ? kita semua pergi kali dari Jakarta kecuali Shilla..”
“Lo percaya sama long distance nggak Fy ?”
Aku mengerutkan keningku mendengar pertanyaan Alvin. “Kok elo enggak nyambung sih Vin ?”
“Hahaha..iyaya ? lupain aja deh..” kilahnya, kemudian terdiam, dan menatap jalan di depannya. Dan akupun begitu.
Anggaplah saat  itu aku tidak peka, tapi percayalah, aku benar-benar tidak mengerti maksud pertanyaannya saat itu. Dan di tahun-tahun ke depan, itu seperti sebuah kerikil kecil yang menyeret penyesalan dalam hidupku.
Tidak begitu banyak hal penting yang terjadi malam itu, yang aku ingat hanyalah, sepanjang prom night aku dan Alvin terus berdansa berdua. Tanpa ikatan, di balik persahabatan kami, tanpa kata-kata, aku dan dia menikmati semuanya.
Sekeping kenangan yang ternyata tertoreh dalam di kemudian hari.
*** bersambung ke 
Karya & Sumber : Jejak-jejak Pena
Dilarang keras menyebarluaskan artikel ini tanpa mencamtukan sumbernya dan tanpa seizin penulis, bila melanggar akan dijerat Undang-Undang ITE yang berlaku.

Jika ingin bertukar link, silahkan copy paste link artikel ini dan pasang di blog anda kemudian beri komentar dibawah dengan mencantumkan link dimana anda menaruh link kami atau sms saja ke nomor admin 082313667111.

Dan apabila anda merasa artikel ini bermanfaat untuk anda berdonasilah demi kemajuan blog ini dengan meng-KLIK setiap iklan yang ada di bawah ini.

Satu KLIK anda merupakan wujuad apresiasi anda kepada blogger nusantara


No comments:

Post a Comment

Designed By SEO Blogger Template Modify by SOB Design